Raja
Ampat, Pesona Eksotisme Wisata Bahari Dari Papua #5
Next we go to the Black Pearl, yessss Papuaaaaa….
Siapa bilang di tanah Papua tidak ada objek pariwisata bahari yang memukau?
Selama ini Papua lebih dikenal dengan eksotisme kebudayaannya yang sederhana
serta sumber daya alamnya yang melimpah. Namun, datanglah ke Raja Ampat, dan
nikmati keindahan terumbu karang, lengkap dengan biota laut menawan serta
pemandangan bahari yang mengesankan.
Penggemar snorkeling dan diving memang dijamin tidak akan kecewa.
Sebaliknya, mereka bakal terpanggil untuk datang dan datang lagi.
Kepulauan Raja Ampat terletak di barat laut kepala burung Pulau Papua,
dengan kurang lebih 1500 pulau kecil dan atoll serta 4 pulau besar utama, yakni
Misol, Salawati, Bantata dan Waigeo. Inilah yang kemudian menjadikan Raja Ampat
taman laut terbesar di Indonesia. Wilayah ini sempat menjadi incaran para
pemburu ikan karang dengan cara mengebom dan menebar racun sianida. Namun,
masih banyak penduduk yang berupaya melindungi kawasan itu sehingga kekayaan
lautnya bisa diselamatkan. Terumbu karang di laut Raja Ampat dinilai terlengkap
di dunia. Dari 537 jenis karang dunia, 75 persennya berada di perairan ini.
Ditemukan pula 1.104 jenis ikan, 669 jenis moluska (hewan lunak), dan 537 jenis
hewan karang. Luar biasa!
Setiap tahun resor ini dikunjungi minimal 600 turis spesial yang
menghabiskan waktu rata-rata dua pekan. Penginapan sangat sederhana yang hanya
berdinding serta beratap anyaman daun kelapa itu bertarif minimal 75 euro atau
Rp 900.000 semalam. Jika ingin menyelam harus membayar 30 euro atau sekitar Rp
360.000 sekali menyelam pada satu lokasi tertentu. Kebanyakan wisatawan datang
dari Eropa. Hanya beberapa wisatawan asal Indonesia yang menginap dan menyelam
di sana. Pulau Kri, Waigeo, serta Misool juga menyiapkan resort buat
pengunjung. Di pulau Misool ada Eco Resort yang dibangun dengan menerapkan
prinsip-prinsip konservasi alam yang ketat. Ada kesepakatan dengan penduduk
adat di sekitar wilayah tersebut untuk menjaga ekosistem terpadu yang disebut
“No Take Zone” yakni melarang eksploitasi pengambilan apapun dari laut, mulai
dari berburu kerang, telur penyu,sirip ikan hiu sampai hanya sekedar mencari
ikan. Secara ekstrim, malah di eco resort ini mengharamkan penggunaan
antiseptik karena limbah buangannya dikhawatirkan akan membunuh ekosistem
terumbu karang di sekitarnya.
Beberapa resor menetapkan harga relatif mahal karena menyuguhkan fasilitas
lengkap. Wisatawan dengan biaya terbatas juga dapat memanfaatkan resort milik
pemerintah yang jauh lebih murah di daerah Waisai, ibu kota Raja Ampat. Anda
harus terbang dulu ke Bandara Domne Eduard Osok, Sorong, Papua, lalu langsung
menuju lokasi dengan kapal cepat berkapasitas sekitar 10 orang yang tarifnya Rp
3,2 juta sekali jalan. Perlu waktu sekitar 3-4 jam untuk mencapai kawasan Raja
Ampat khususnya ke Pulau Mansuar. Untuk berkeliling pulau yang diinginkan, kita
dapat menyewa speedboat kapasitas 10 orang dengan harga Rp 3-5 juta per 8 jam,
tergantung kepandaian kita menawar. Kita juga bisa mengambil paket wisata
dengan mengunjungi perkampungan untuk melihat tanaman dan hewan khas setempat
seperti burung Cendrawasih.
Untuk masuk ke kawasan Raja Ampat, setiap orang harus membayar biaya masuk
sebesar Rp 250 ribu untuk wisatawan domestik, dan Rp 500 ribu untuk wisatawan
dari mancanegara. Sebuah pin bulat yang berfungsi seperti identitas ini akan
kita terima, setelah membayar biaya tersebut. Uniknya, pin ini berlaku untuk
satu tahun, sejak 1 Januari hingga 31 Desember. Jadi jika dalam satu tahun itu
kita bolak-balik mengunjungi Raja Ampat, hanya perlu membayar biaya masuk satu
kali saja. Tentu saja pin tadi tidak boleh hilang dan harus kita kenakan
sebagai tanda pengenal.
Nahh, sudah tau nih berapa kira-kira kocek yang harus kita
persiapkan untuk perjalanan ke Raja Ampat, ingat juga untuk selalu menjaga
kelestarian alam di Raja Ampat (disemua tempat wisata sihh harusnya). Well, let’s
explore this exotic island, yeayyy
Raja Ampat I’ll be there ……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar